Connecting The Dot: Dari User Persona ke Marketing Persona dalam Pengembangan dan Pemasaran Produk

Menghubungkan titik antara user persona dan marketing persona memungkinkan perusahaan untuk merancang produk yang memenuhi kebutuhan pengguna dan mengembangkan strategi pemasaran yang resonan dengan pembeli potensial, sebuah strategi yang meningkatkan keberhasilan produk di pasar.

Connecting The Dot Dari User Persona ke Marketing Persona dalam Pengembangan dan Pemasaran Produk_GKI

Proses Pembuatan User Persona

Pengembangan produk yang sukses dimulai dengan pemahaman yang mendalam tentang siapa pengguna akhir Anda. Ini adalah di mana user persona masuk ke dalam gambar. User persona adalah representasi semi-fiksi dari pengguna ideal Anda, dibuat berdasarkan riset pengguna yang ekstensif dan data nyata. Proses pembuatan user persona melibatkan beberapa langkah kunci:

  1. Pengumpulan Data: Kumpulkan data dari berbagai sumber, termasuk survei, wawancara pengguna, analisis data penggunaan, dan feedback pelanggan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang karakteristik, kebutuhan, tantangan, dan motivasi pengguna Anda.
  2. Segmentasi Pengguna: Analisis data yang dikumpulkan untuk mengidentifikasi pola dan tren. Ini membantu dalam mengelompokkan pengguna ke dalam segmen berdasarkan karakteristik atau perilaku yang serupa.
  3. Pembuatan Profil Persona: Untuk setiap segmen pengguna yang diidentifikasi, buat profil user persona yang mendetail. Profil ini harus mencakup informasi demografis, latar belakang, karakteristik perilaku, tujuan, dan tantangan.
  4. Validasi: Validasi persona yang telah dibuat dengan stakeholders dan pengguna nyata untuk memastikan bahwa mereka akurat mewakili target audiens Anda.

Menggunakan user persona dalam pengembangan produk memungkinkan tim untuk membuat keputusan yang lebih berorientasi pada pengguna, dari desain fitur hingga pengalaman pengguna secara keseluruhan. Hal ini memastikan bahwa produk akhir tidak hanya memenuhi kebutuhan pengguna tetapi juga resonan dengan mereka pada level yang lebih dalam.

Transisi ke Marketing Persona

Setelah user persona berhasil dibuat dan produk dikembangkan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan pengguna, langkah selanjutnya adalah menargetkan pembeli potensial melalui marketing persona. Ini adalah tahapan kritis di mana pemahaman tentang pengguna akhir diintegrasikan ke dalam strategi pemasaran untuk menarik segmen pasar yang lebih luas. Transisi dari user persona ke marketing persona melibatkan proses yang terstruktur:

  1. Integrasi Data User Persona: Mulai dengan mengintegrasikan pemahaman yang telah diperoleh dari user persona ke dalam strategi marketing. Ini termasuk kebutuhan pengguna, preferensi, dan titik rasa sakit yang telah diidentifikasi selama fase pengembangan produk.
  2. Identifikasi Pembeli Potensial: Tentukan siapa yang akan membeli produk. Dalam banyak kasus, pembeli bisa berbeda dari pengguna akhir. Misalnya, dalam B2B (business-to-business), pembeli mungkin adalah pengambil keputusan dalam sebuah perusahaan, sementara pengguna akhir mungkin adalah karyawan yang menggunakan produk atau layanan tersebut.
  3. Pembuatan Marketing Persona: Berdasarkan pemahaman tentang pembeli potensial, buat marketing persona yang mencakup demografi, pekerjaan, tantangan, dan bagaimana produk Anda menyelesaikan masalah mereka. Hal ini juga harus mempertimbangkan saluran komunikasi yang paling efektif untuk menjangkau mereka.
  4. User Journey Mapping: Pahami bagaimana perjalanan pembeli dari kesadaran hingga keputusan pembelian. Ini membantu dalam menyesuaikan pesan pemasaran untuk masing-masing tahap perjalanan pembeli, memastikan komunikasi yang relevan dan tepat waktu. Pada bagian ini tentu saja dapat dijalankan pada berbagai fase produk/brand/perusahaan. Pada dasarnya adalah mencoba untuk memetakan titik (touchpoint) dimana customer/calon customer bersentuhan dengan entitas brand kita. Kita akan membahas lebih detail di artikel berikutnya.
  5. Penyesuaian Pesan Berdasarkan Nilai Produk: Fokuskan pesan pemasaran pada nilai dan manfaat produk yang relevan dengan baik user persona dan marketing persona. Hal ini memastikan bahwa komunikasi tidak hanya resonan dengan pengguna akhir tetapi juga menarik bagi pembeli potensial yang mungkin memiliki kebutuhan atau motivasi berbeda.

Melakukan transisi yang mulus dari user persona ke marketing persona memungkinkan perusahaan untuk tidak hanya mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pengguna tetapi juga merancang kampanye pemasaran yang menarik bagi mereka yang membuat keputusan pembelian. Proses ini menjamin bahwa produk tidak hanya dibuat dengan pemahaman yang kuat tentang pengguna akhir tetapi juga dipasarkan dengan cara yang memaksimalkan jangkauan dan resonansi dengan pasar target.

Pengembangan Fitur Berbasis User Persona

Setelah memahami kebutuhan dan preferensi pengguna melalui user persona, tahap berikutnya adalah menerjemahkan pemahaman tersebut menjadi fitur produk konkret. Pengembangan fitur berbasis user persona adalah proses di mana keputusan desain dan fungsionalitas produk dipandu oleh karakteristik dan kebutuhan pengguna yang telah diidentifikasi. Proses ini meliputi beberapa langkah kunci:

  1. Prioritisasi Kebutuhan Pengguna: Menggunakan informasi dari user persona, identifikasi dan prioritaskan kebutuhan pengguna yang paling kritis untuk ditangani oleh produk. Ini membantu memastikan bahwa fitur-fitur yang dikembangkan memiliki dampak terbesar terhadap kepuasan pengguna.
  2. Brainstorming Fitur: Lakukan sesi brainstorming dengan tim produk, desain, dan pengembangan untuk menghasilkan ide fitur yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna yang telah diidentifikasi. Penting untuk mempertimbangkan keterbatasan teknis, anggaran, dan waktu dalam proses ini.
  3. Validasi Ide dengan Pengguna: Sebelum memulai pengembangan, validasi ide fitur dengan pengguna nyata atau melalui prototyping dan testing. Ini membantu memastikan bahwa fitur yang akan dikembangkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan ekspektasi pengguna.
  4. Iterasi Berdasarkan Feedback: Gunakan feedback dari sesi validasi untuk melakukan iterasi pada desain fitur. Proses iterasi ini mungkin terjadi beberapa kali untuk memperbaiki fitur sampai sesuai dengan kebutuhan pengguna.
  5. Integrasi Fitur ke dalam Produk: Setelah fitur telah divalidasi dan disempurnakan, integrasikan ke dalam produk. Pastikan untuk terus memonitor penggunaan dan kepuasan pengguna setelah peluncuran untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan atau penyesuaian lebih lanjut.

Pengembangan fitur berbasis user persona memastikan bahwa produk akhir tidak hanya memenuhi kebutuhan teknis tetapi juga resonan secara emosional dan praktis dengan pengguna. Ini menciptakan pengalaman pengguna yang lebih kaya dan meningkatkan kepuasan serta loyalitas pengguna.

Strategi Kampanye Berbasis Marketing Persona

Setelah memahami baik user persona untuk pengembangan produk dan marketing persona untuk pemahaman pembeli, langkah berikutnya adalah menggunakan wawasan ini untuk merancang kampanye pemasaran yang efektif. Strategi kampanye berbasis marketing persona memungkinkan pemasar untuk merancang pesan dan memilih saluran yang paling sesuai untuk menjangkau pembeli potensial. Proses ini melibatkan:

  1. Penyesuaian Pesan: Menggunakan informasi dari marketing persona, sesuaikan pesan pemasaran untuk menyoroti bagaimana produk memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalah spesifik pembeli potensial. Ini termasuk menekankan manfaat produk yang paling relevan dengan masing-masing persona.
  2. Pemilihan Saluran: Identifikasi saluran komunikasi dan pemasaran yang paling sering digunakan oleh pembeli potensial, seperti media sosial, email, blog, atau iklan online. Pilihan saluran harus didasarkan pada kebiasaan dan preferensi yang diidentifikasi dalam marketing persona.
  3. Pengembangan Materi Kampanye: Ciptakan materi kampanye, termasuk konten visual dan teks, yang dirancang untuk menarik perhatian dan memicu respon dari target pembeli. Ini bisa termasuk iklan, postingan media sosial, artikel blog, video, dan materi pemasaran lainnya yang sesuai dengan minat dan kebutuhan persona.
  4. Personalisasi dan Segmentasi: Gunakan teknologi dan alat pemasaran untuk melakukan segmentasi audiens dan personalisasi pesan pada tingkat individu. Ini meningkatkan relevansi dan efektivitas kampanye dengan menyajikan konten yang disesuaikan untuk masing-masing segmen atau individu.
  5. Monitoring dan Optimasi: Setelah kampanye diluncurkan, pantau kinerjanya secara kontinu untuk mengumpulkan data tentang bagaimana pembeli potensial merespon. Gunakan data ini untuk melakukan optimasi kampanye secara berkelanjutan, memperbaiki strategi untuk meningkatkan keterlibatan dan konversi.

Strategi kampanye berbasis marketing persona membantu memastikan bahwa upaya pemasaran tidak hanya mencapai audiens yang lebih luas tetapi juga beresonansi dengan mereka pada tingkat yang lebih personal. Dengan menyasar pembeli potensial dengan pesan yang relevan dan melalui saluran yang mereka gunakan, perusahaan dapat meningkatkan kesadaran merek, membangun kepercayaan, dan mendorong penjualan.

Contoh Studi Kasus

Untuk memperdalam pemahaman tentang bagaimana proses transisi dari user persona ke marketing persona beroperasi dalam praktik nyata, mari kita pertimbangkan contoh nyata dan studi kasus yang menyoroti implementasi strategi ini:

Contoh 1: Aplikasi Kebugaran

  • User Persona: Sarah, seorang profesional muda yang mencari cara efisien untuk berolahraga di tengah jadwal yang padat.
  • Pengembangan Fitur: Berdasarkan kebutuhan Sarah, aplikasi kebugaran mengembangkan fitur latihan singkat yang dapat disesuaikan, dilengkapi dengan panduan video.
  • Marketing Persona: Alex, manajer HR di sebuah perusahaan besar, yang bertanggung jawab atas kesejahteraan karyawan.
  • Strategi Kampanye: Kampanye ditargetkan ke manajer HR seperti Alex, menyoroti bagaimana aplikasi dapat membantu perusahaan meningkatkan kesejahteraan karyawan dan produktivitas kerja melalui fitur latihan yang efisien dan fleksibel.

Contoh 2: Platform Belajar Online

  • User Persona: Ahmad, seorang mahasiswa yang mencari sumber belajar tambahan untuk meningkatkan pemahamannya di bidang tertentu.
  • Pengembangan Fitur: Platform menciptakan kursus yang mendalam dengan akses ke tutor ahli.
  • Marketing Persona: Lina, seorang ibu yang mencari sumber pendidikan berkualitas untuk anaknya yang berada di sekolah menengah.
  • Strategi Kampanye: Kampanye menekankan pada kualitas materi dan aksesibilitas tutor, menargetkan orang tua yang ingin menyediakan sumber belajar tambahan untuk anak-anak mereka.

Kedua contoh ini menunjukkan bagaimana perusahaan dapat mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan spesifik user persona dalam pengembangan produk, lalu merancang strategi pemasaran yang menarik dan relevan untuk marketing persona. Dalam kedua kasus, fitur produk yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan user persona menjadi titik jual utama dalam kampanye yang ditargetkan pada marketing persona.

Kesimpulan

Mengintegrasikan user persona dan marketing persona dalam pengembangan produk dan strategi pemasaran memungkinkan perusahaan untuk menciptakan solusi yang tidak hanya memenuhi kebutuhan pengguna tetapi juga menarik bagi pembeli potensial. Melalui proses yang terstruktur dari pengumpulan data, pemahaman kebutuhan, pengembangan fitur, dan penyesuaian strategi pemasaran, bisnis dapat meningkatkan kepuasan pengguna, keterlibatan pembeli, dan akhirnya, kesuksesan produk di pasar.

Proses ini menekankan pentingnya empati dan pemahaman mendalam tentang kedua pengguna akhir dan pembeli potensial, memastikan bahwa produk dan kampanye pemasaran disesuaikan untuk memenuhi ekspektasi dan meningkatkan nilai bagi kedua kelompok tersebut.

Digital Marketing Marketing
Previous reading
Teknik Analitik Lanjutan untuk Meningkatkan Akurasi Persona
Next reading
Menggali Lebih Dalam tentang Persona: Marketing Persona Dkk.
//
👋 Halo! Silakan bertanya kepada kami. Kami siap membantu Anda.
👋 Hi, Kami sedang online Biasanya membalas dalam beberapa menit